IMG-20240906-WA0069

Inovasi Pemasaran dan Promosi Produk Kopi Arabika Kintamani berbasis Digital Marketing di Desa Belatih

Kintamani, Bangli – Desa Belantih semakin mantap melangkah menjadi sentra industri kopi berkualitas. Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya pelatihan pengembangan manajemen usaha kopi berbasis digital yang digagas oleh akademisi Undiksha. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa UMKM yang bergerak pada industri pengolahan kopi di Desa Belantih, yaitu Belantih Coffe Farm, Kelompok Tani Dharma Kriya dan Dete Coffee, Sabtu (7/9/2024).

Pelatihan yang dilakukan di Belantih Coffe Farm di Dusun Lunjangan Desa Belantih ini mendatangkan dua Narasumber yaitu Ibu Sunitha Devi, SE., MSi., Ak., dan Dr. A.A. Ngurah Yudha Martin Mahardika, S.Pd., M.Pd. Dalam sambutannya I Wayan Pardi, S.Pd., M.Pd., selaku pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menjelaskan.

“Program ini akan berlangsung selama tiga tahun ke depan. Selama kurun waktu tersebut, sejumlah pelatihan dan pengadaan alat teknologi seperti Huller dan Pullper akan dilaksanakan secara bertahap. Alat-alat ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi kopi petani Belantih,” Ungkapnya.

I Wayan Pardi juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan partisipasi aktif dari pihak Desa Belantih dalam pelaksanaan kegiatan ini.

“Kerjasama yang baik antara pihak akademisi dan desa sangat penting untuk keberhasilan program ini” ujarnya.

Senada dengan I Wayan Pardi, Kepala Desa Belantih yang diwakili oleh Kadus Banjar Tangguan juga menyampaikan rasa bangganya atas inisiatif yang dilakukan oleh I Wayan Pardi, S.Pd., M.Pd.

“Kami sangat mengapresiasi upaya Bapak Pardi dalam mengembangkan industri kopi di desa kami dan mempromosikan Desa Belantih ke tingkat yang lebih luas,” ucap Kadus Banjar Tangguan. Dalam kesempatan tersebut, Kadus Banjar Tangguan juga menyampaikan pesan dari Kepala Desa Belantih yang ditujukan kepada kedua narasumber yang hadir.

Hal senada, Kepala Desa menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kesediaan kedua narasumber untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Beliau berharap agar materi pelatihan yang disampaikan dapat bermanfaat dan diterapkan secara maksimal oleh para petani kopi di Desa Belantih. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk kopi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Belantih.

Para peserta juga mendapatkan pemahaman mendalam tentang strategi pemasaran digital. Pelatihan ini dipandu oleh Sunitha Devi, SE., MSi., Ak., yang memberikan wawasan mengenai pentingnya memilih platform media sosial yang tepat untuk mempromosikan produk kopi. Sunitha Devi menjelaskan bahwa setiap platform media sosial memiliki karakteristik dan target audiens yang berbeda. Oleh karena itu, pemilihan platform harus disesuaikan dengan target pasar produk kopi. Selain itu, beliau juga memberikan tips- tips mengenai pembuatan konten menarik untuk media sosial, serta strategi beriklan secara efektif di platform-platform seperti Instagram, Facebook, dan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Pelatihan ini juga membahas mengenai pentingnya membangun branding yang kuat di dunia digital.

Sunitha Devi menekankan bahwa dengan branding yang baik, produk kopi lokal dapat lebih mudah diingat dan dibedakan dengan produk pesaing. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para petani kopi di Desa Belantih tidak hanya mampu menghasilkan produk kopi berkualitas, tetapi juga dapat memasarkan produknya secara efektif di era digital. Kombinasi antara kualitas produk, visual yang menarik, dan strategi pemasaran yang tepat akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan usaha kopi.

Selain materi mengelola media sosial dan pemasaran digital, peserta juga mendapatkan pelatihan praktis mengenai fotografi dan videografi produk kopi. Pelatihan ini dipandu oleh Dr. A.A. Ngurah Yudha Martin Mahardika, S.Pd., M.Pd., yang menekankan pentingnya kualitas visual yang baik dalam memasarkan produk kopi.

“Fotografi dan videografi adalah senjata utama dalam pemasaran produk kopi di era digital ini,” ujar Ngurah Yudha.

Beliau menjelaskan bahwa dengan gambar dan video yang menarik, produk kopi lokal dapat lebih mudah dikenal dan menarik minat konsumen. Peserta diajarkan teknik pengambilan gambar dan video yang tepat, mulai dari pemilihan angle, pencahayaan, hingga pengeditan sederhana.
Tidak hanya itu, Yudha juga memberikan tips mengenai pembuatan konten pemasaran yang efektif.

“Konten yang baik haruslah informatif, menarik, dan relevan dengan target pasar,” tegasnya. Peserta diajak untuk menggali cerita di balik setiap cangkir kopi, sehingga pesan yangInovasi Pemasaran dan Promosi Produk Kopi Arabika Kintamani berbasis Digital Marketing di Desa Belatih. Peserta diajak untuk menggali cerita di balik setiap cangkir kopi, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih berkesan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para petani kopi di Desa Belantih dapat mempromosikan produknya secara lebih profesional dan menarik. Kualitas visual yang baik akan menjadi nilai tambah bagi produk kopi lokal dan membuka peluang pasar yang lebih luas. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para petani kopi di Desa Belantih dapat mempromosikan produknya secara lebih profesional dan menarik. Kualitas visual yang baik akan menjadi nilai tambah bagi produk kopi lokal dan membuka peluang pasar yang lebih luas.

IMG20240809125158 (1)

Petani Diingatkan Lestarikan Kopi Arabika Kopyol

Kintamani, Bangli | – Petani kopi di Bali diingatkan untuk melestarikan keberadaan kopi arabika kopyol sebagai upaya menjaga keberadaan tanaman kopi asli Bali. Apalagi sebagai tanaman kopi khas Bali, kopi arabika kopyol memiliki adaptasi yang baik dengan kondisi di Bali. Kopi arabika kopyol juga memiliki daya tahan pertumbuhan yang baik di lahan yang mengalami keterbatasan air.

I Made Sukadana, SP., MP dari Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Bali menyatakan pengembangan kopi arabika kopyol hingga saat ini belum maksimal. Mengingat petani juga belum bersedia untuk menanam bibit kopi arabika kopyol. Padahal dengan menanam kopi arabika kopyol petani akan mendapatkan peningkatan produksi yang menjanjikan atau lebih tinggi dibandingkan jenis kopi yang ditanam saat ini.

“Kopi arabika kopyol sudah mulai berbuah pada umur  dua setengah sampai tiga tahun, bijinya juga lebih besar sehingga secara produksi akan lebih tinggi. Ini secara rata-rata akan meningkatkan produksi kopi di Bali,” kata Sukadana saat ditemui di sela-sela kegiatan sosialisasi dan pelatihan manajemen budidaya kopi di kepada Kelompok Tani Dharma Kriya, Desa Belantih Kintamani, serangkaian Program Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Ganesha dan Universitas Warmadewa dengan pendanaan Kemendikbud Ristek Dikti th 2024 pada Jumat (9/8/2024).

Menurut Sukadana, kopi arabika kopyol telah ditetapkan sebagai varietas kopi unggul berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor 4000/kpts/SR.120/12/2010 tertanggal 29 Desember 2010. Penyediaan bibit dari kopi arabika kopyol juga telah melalui proses yang terstandarisasi. Bahkan dalam upaya menyosialisasikan keunggulan kopi lokal Bali tersebut BSIP telah menyebarkan bibit kopi tersebut secara gratis kepada petani.

Ketua Kelompok Tani Dharma Kriya, I Wayan Selamat, SE mengakui bahwa sebenarnya petani kopi, khususnya di Desa Belantih dan sekitarnya sudah sudah mengetahui keunggulan dari kopi arabika kopyol. Apalagi kopi arabika kopyol merupakan salah satu varietas kopi yang awalnya berasal dari daerah Desa Belantih dan sekitarnya.

“Masyarakat kadang-kadang sistemnya mencoba coba-coba, yang mana katanya yang bagus, itu yang ditanam, tapi ternyata setelah ditanam berapa tahun dirubah lagi. Memang coba-coba ini karena memang belum terlalu percaya sama kopyol yang sebenarnya milik sendiri,” tutur Selamat.

Selamat berharap pendampingan secara berkelanjutan dari kampus agar petani kopi memiliki kemampuan dalam memilih bibit kopi. Petani juga sangat berharap pendampingan dan sosialisasi dari kampus dapat dilakukan secara berkelanjutan, karena petani sangat membutuhkan inovasi dan temuan baru untuk meningkatkan produksi, sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi petani.

Sedangkan I Wayan Pardi, S.Pd., M.Pd dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksa) menyatakan akan selalu siap membantu petani dan mendampingi petani dalam mengembangkan usaha pertanian. Kampus melalui kegiatan pengabdian telah menyusun rencana kegiatan untuk mengembangkan kopi sebagai produk unggulan di Desa Belantih. Selain memberikan transfer pengetahuan, para dosen yang terlibat juga akan membantu dalam bentuk transfer teknologi.